Group Sampah Kota Bandar Lampung. Foto: Dok. groupsampah.id |
Berawal dari keprihatinan terhadap masalah sampah plastik yang menggunung di kawasan pesisir Teluk Lampung, sejumlah anak muda di Lampung menginisiasi gerakan bersih sampah melalui komunitas yang mereka beri nama Group Sampah. Meski gerakan ini sempat disebut hanya untuk kepentingan konten semata, namun tak lantas menyurutkan semangat mereka untuk terus bergerak untuk masa depan kawasan pesisir yang lebih baik.
Ikram Rizal miris mana kala melihat anak-anak yang asyik
berenang diantara tumpukan sampah yang memenuhi Pantai Sukaraja, Kota Bandar Lampung.
Influencer asal Lampung yang terkenal dengan nama Ikram Afro,
dan identik dengan rambutnya yang kribo itu, membayangkan suatu saat pantai-pantai
di Lampung bersih dari sampah, khususnya sampah plastik.
Sampai kemudian, aktivis lingkungan ini tergugah, mana kala lima
pemuda asal Bandung berhasil menggerakkan ribuan masyarakat Lampung untuk ikut melakukan
aksi bersih Pantai Sukaraja yang disebut sebagai pantai terkotor kedua di
Indonesia pada Juli 2023 lalu.
Gerakan itu yang kemudian menginspirasi Ikram Rizal untuk
menggagas sebuah komunitas peduli lingkungan yang kemudian dikenal dengan nama Group
Sampah (groupsampah.id).
Baca Juga: TPA Bakung Sudah Over Kapasitas
Meski baru seumur jagung, namun Group Sampah yang diawal
kehadirannya sempat dicibir oleh netizen itu, sudah memberikan kontribusi yang
tidak sedikit untuk menggerakkan masyarakat bersama-sama membersihkan
kawasan pesisir Teluk Lampung.
Di Pulau Pasaran, Kota Bandar Lampung misalnya, Group Sampah bersama ratusan relawan yang terdiri dari berbagai lapisan
masyarakat, berhasil mengangkut hingga 10 ton lebih sampah, yang didominasi
sampah plastik.
Demikian halnya ketika, Group Sampah bersama dengan sebanyak 542
relawan melakukan aksi bersih-bersih sampah di Pantai Kabarti yang ada di Kecamatan
Panjang, Kota Bandar Lampung, mereka berhasil menyisir hingga 12 ton lebih
sampah.
Aksi bersih-bersih yang dilakukan Group Sampah itu
juga, kemudian memperluas gerakan bersih-bersih sampahnya ke sejumlah aliran sungai
yang ada di Kota Bandar Lampung.
Dari gerakan bersih sampah itu pula, Ikram mendapati
kenyataan bahwa sampah-sampah plastik tersebut sebagian besar berasal dari limbah
masyarakat yang dibuang ke sungai dan bermuara ke pantai di kawasan pesisir maupun
pulau-pulau yang ada di sekitar Teluk Lampung.
“Sampah plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk
bisa terurai. Dan, perlu diketahui, sampah styrofoam tidak bisa di daur
ulang oleh alam,” kata Ikram yang sempat menginisiasi kebersihan Stadion JIS
saat perhelatan piala dunia U-17.
Gerakan bersih sampah di Pantai Kabarti, Panjang. Foto: Dok. groupsampah.id |
Membangkitkan Kembali Semangat Gotong-Royong
Selain melakukan gerakan bersih-bersih sampah, Group Sampah
juga berupaya untuk membangkitkan kembali semangat gotong-royong masyarakat
yang ada di Kota Bandar Lampung yang sempat ditinggalkan ketika pandemi
Covid-19 merebak.
“Kita tentu sangat merindukan aktivitas gotong-royong yang selama
ini menjadi ciri khas masyarakat kita. Dan, dengan gerakan bersih-bersih sampah
ini, semangat gotong-royong itu perlahan mulai bangkit kembali,” kata Ikram
optimis.
Sejumlah relawan termasuk anak-anak ikut membantu dalam aksi bersih sampah. Foto: Dok. groupsampah.id |
Terbukti, lanjut Ikram lagi, setiap kali Group Sampah
menginisiasi gerakan bersih-bersih sampah melalui media sosial, responnya sangat
positif.
“Semua masyarakat bergerak bersama, bahu-membahu
membersihkan sampah. Tua dan muda bergotong-royong tanpa kenal lelah,
mudah-mudahan semangat ini akan terus ada di Lampung,” katanya bangga.
Dari Group Sampah ini, Ikram Rizal berharap Provinsi Lampung,
khususnya kawasan pantai dan aliran sungai terbebas dari sampah.
“Ibu pertiwi itu cantik, dan kita sebagai anak-anak ibu
pertiwi harus bisa menjaga dan merawatnya,” kata Ikram. (***)