Metro (Forum) - Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (Diskoperin) meresmikan batik Leluwak Tehambugh sebagai kain Warisan Nusantara (Wastra) asli Bumi Sai Wawai.
Kepala Diskoperin Kota Metro, Siti Aisyah mengatakan, kain wastra
yang kini menjadi ikonik di Bumi Sai Wawai telah siap untuk diproduksi secara
massal.
"Kita sudah melalui beberapa tahap. Mulai dari
mendiskusikan tentang arti dan filosofi motif batik itu. Kini kita sudah resmi
memiliki hak paten tersebut," kata dia.
Ketua Dekranasda Kota Metro, Silfia Naharani Wahdi
mengapresiasi karya anak bangsa yang mendukung pemberdayaan budaya agar tetap
dijadikan hak paten.
"Kita memang ada beberapa kain Wastra, seperti batik
Silabi, Eco print dan hari ini kita meresmikan batik Leluwak Tehambugh. Ini
suatu capaian dan penciptaan yang sangat luar biasa agar pelaku UMKM di Metro
lebih kreatif lagi," kata dia.
Silfia menyebut, batik Leluwak Tehambugh ini adalah hasil
riset yang diusulkan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar)
Kota Metro pada Februari 2022 lalu.
"Dalam penciptaan motif batik Leluwak Tehambugh ini
telah disepakati oleh beberapa unsur mulai dari budayawan, akademisi,
Dekranasda, Dewan Kesenian Metro (DKM), dan majelis penyimbang adat Lampung.
Semua memutuskan untuk menyepakati motif batik Leluwak Tehambugh atau kupu-kupu
berterbangan sebagai khas kota metro yang diangkat dari budaya Buay
Nuban," ungkapnya.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) Disporapar Kota Metro,
Lidana mengatakan motif yang digunakan ini diambil dari tapis yang dipakai oleh
Putri Nuban.
"Pada 7 November kemarin telah disepakati oleh tim
validator yang melibatkan beberapa unsur tadi. Untuk membantu apakah motif
batik yang akan di gunakan pada budaya Buay Nuban," kata dia.
Dia menjelaskan, batik Leluwak Tehambugh ini juga telah
didaftarkan dan memperolah HaKI dari Kemenkumham RI pada tanggal 26 Desember
2022 dan hari ini resmi dilaunching di Metro.
Bahkan, untuk di Metro hampir seluruh pelaku usaha telah mengaplikasikan pada produk dan karyanya. Diantaranya Canting Batik Metro, Naya Batik Metro, Kula Creativa, Sanggar Ragam Budaya, Kekasih Cahaya, Alyssa Tapis, Amye Kasiro Fashion, Metro Art Gallery, Latansa Tapis, Marchindise Payungi, dan lainnya," ujarnya. (FM-05)