Lamsel (Almahyra) - Hewan ternak sapi mati karena terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) terus bertambah. Hal itu membuat para peternak semakin was-was.
Di Desa Rejosari, Kecamatan Natar, Lamsel, sebanyak tiga
ekor ternak sapi milik warga setempat meninggal dalam waktu hampir bersamaan
akibat terjangkit penyakit LSD.
Warga Rejosari, Benget Sitompul mengatakan, sudah ada tiga
ekor sapi milik warga Rejosari mati karena terserang penyakit LSD.
"Pemilik ternak sapi bernama Wawan memberitahukan
kepada saya tepatnya 10 hari sebelum Idul Fitri lalu seekor sapinya mati karena
penyakit LSD. Setelah Idul Fitri mati lagi 1 ekor sapi, dan hari ini mati lagi
1 ekor sapi," kata Benget.
Selain tiga ternak sapi mati itu lanjut Benget, masih ada
beberapa sapi lain yang juga terserang penyakit LSD.
"Informasi yang masuk ke saya masih ada beberapa sapi
lagi yang terjangkit LSD," katanya.
Ia mengungkapkan, telah melaporkan sapi yang mati dan
terjangkit penyakit LSD tersebut ke petugas UPT Peternakan Natar agar bisa
langsung bisa ditindaklanjuti agar tidak semakin meluas.
"Saya sudah teruskan kejadian ini ke kepala UPT
Peternakan Natar. Info yang saya terima, setelah kepala UPT terima info itu
akan langsung terjun ke lokasi," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, peternak di Kecamatan Jati Agung,
Lamsel, mengeluhkan sulitnya mendapat vaksin penyakit LSD. Bahkan, peternak
harus bayar Rp150 ribu untuk mendapatkan vaksin itu.
Suyatno, warga Desa Margo Agung, Kecamatan Jati Agung, Lamsel,
mengeluhkan sulitnya mendapat vaksin penyakit LSD.
Suyatno mengatakan, saat ini di wilayah Kecamatan Jati Agung
semakin banyak sapi terserang penyakit LSD. Peternak sangat dirugikan dengan
maraknya penyakit LSD karena harga turun dan tidak sedikit ternak yang belum
bisa disembuhkan.
"Kami berharap kepada Pak Bupati dan Pak Sudin agar
bisa mencarikan solusi mengatasi masalah tersebut. Apalagi untuk pengobatan
sapi yang terkena penyakit LSD kami dikenakan biaya Rp150 ribu. Kami inginnya
kalau bisa gratis, karena itu cukup memberatkan,” kata Suyatno.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan)
Provinsi Lampung, Lili Mawarti saat dihubungi mengatakan, untuk mencegah
penyebaran penyakit LSD, pihaknya mempercepat vaksinasi terhadap hewan ternak
sapi.
Disnakeswan mencatat, hingga kini ada 1.265 sapi di Provinsi
Lampung terjangkit penyakit LSD tersebar di 11 kabupaten/kota.
"Dari 1.265 ternak sapi terjangkit penyakit LSD,
sekitar 76 persen atau sebanyak 961 hewan ternak sudah dinyatakan sembuh. Sedangkan
sisanya sebanyak 292 ekor sapi saat ini masih proses penyembuhan, lalu 9 ekor
potong bersyarat dan 3 ekor mati,” katanya.
Lili mengungkapkan, hewan ternak sapi terbanyak terjangkit
penyakit LSD ada di Kota Metro 403 kasus disusul Lampung Timur 355 kasus, dan
Lampung Utara 200 kasus.
Ia menerangkan, hingga kini Provinsi Lampung telah mendapat
alokasi vaksin penyakit LSD sebanyak 100.000 dosis, dan Disnakeswan telah
memaksimalkan pendistribusiannya ke 15 kabupaten/kota.
Lili menjelaskan, vaksin yang telah didistribusikan di
Kabupaten Lampung Barat sebanyak 1.000 dosis, Tanggamus 200 dosis, Lampung
Selatan ditambah UPTD PTS sebanyak 9.480 dosis, Lampung Timur 18.000 dosis,
Lampung Tengah ditambah UPTD BB 30.120 dosis, Lampung Utara 3.400 dosis, dan Way
Kanan 3.500 dosis.
Selanjutnya, Tulang Bawang 5.780 dosis, Pesawaran 500 dosis,
Pringsewu 500 dosis, Mesuji 2.500 dosis, Tubaba 3.500 dosis, Pesisir Barat 500
dosis, dan Metro 500 dosis.
"Sehingga total distribusi vaksin saat ini total 79.480 dosis di 15 kabupaten/kota dari target 111.200 dosis vaksin yang akan didistribusikan,” ujarnya. (Fs-11)