Bandar Lampung (Forum) - Ribuan guru di Kota Bandar Lampung yang menjadi nasabah Koperasi Pegawai Republik Indonesia Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung (KPRI) Handayani mengaku tak bisa mengambil uang jutaan rupiah yang mereka tabung di KPRI Handayani.
Padahal mereka sangat membutuhkan tabungan itu untuk memenuhi berbagai kebutuhan khususnya menjelang lebaran.
Salah satu anggota koperasi yang tidak ingin namanya disebut menjelaskan setiap bulan anggota koperasi menabung dengan besaran yang berbeda, namun ketika tabungan hendak diambil saat pertengahan puasa tapi mereka tak pernah bisa mengambilnya.
Baca Juga: Lampung Tak Maju-maju, Arinal Bantah Maki Orang Tua Bima
"10 hari yang lalu saya sudah menghadap ketua koperasi, dia bilang dananya belum ada dan masih diusahakan, insyaallah keluar sebelum lebaran. Tapi nyatanya hingga saat ini tabungan saya Rp12 juta belum keluar," ujarnya.
Sejak Senin (17/4) kemarin, pihaknya bersama anggota koperasi lainnya telah mendatangi koperasi tersebut. Namun pintunya tertutup rapat sehingga tidak bisa mengambil tabungan.
"Kami bingung mau ngomong sama siapa, karena tidak ada orang yang berwenang disana. Kami bingung uang kami kemana. Saya sudah hubungi ketua koperasi tapi tidak diangkat, dichat cuma di read saja tidak dibalas," jelasnya.
Berdasarkan informasi yang ia dapatkan, diduga tabungan digunakan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung untuk membayar tenaga honorer.
"Tapi saya tidak tahu apakah itu benar. Biasanya tidak seperti ini, ini baru pertama kali tidak bisa mengambil dana tabungan," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ada upaya untuk mencicil pembayaran tabungan tersebut. Dari Rp12 juta akan dibayarkan Rp2 juta terlebih dahulu.
"Tadi saya dihubungi bendahara dinas untuk membayar tabungan dengan dicicil Rp2 juta. Sebelumnya guru dari SMP 23 juga tabungannya dibayarkan separuhnya saja," jelasnya. (FB-06)