Bandar Lampung (Forum) - Pemprov Lampung melakukan pengawasan ketat menyusul merebaknya wabah Lumpy Skin Desease (LSD) pada hewan ternak sapi.
Wabah LSD ini diketahui merupakan penyakit kulit benjol yang menular pada sapi dan kerbau. Penyakit ini ciri-cirinya dengan adanya nodul-nodul yang keras pada kulit di hampir seluruh bagian tubuh.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Lili Mawarti mengatakan, sejauh ini di Provinsi Lampung tidak ditemukan adanya hewan ternak sapi yang terjangkit penyakit LSD.
Meski begitu, pihaknya memperketat pengawasan dan berkoordinasi ke seluruh kabupaten/kota di Lampung dengan menerjunkan tim satuan tugas.
Baca Juga: Merasa Dikriminalisasi, Ipda Agus Runci Demo Polres Way Kanan
"Sejauh ini di Lampung belum ditemukan (sapi terjangkit LSD), tapi untuk pengawasan kita sudah melakukan koordinasi ke kabupaten/kota. Tim satgas PMK juga kita mengawasi jika ada sapi-sapi yang bergejala LSD tersebut," kata Lili Mawarti saat ditemui di kantor Pemprov Lampung pada Senin (30/1).
Tak hanya melakukan pengawasan, pihaknya juga melakukan sosialisasi ke 15 kabupaten/kota untuk mengantisipasi serta memberikan informasi terkait ciri-ciri wabah LSD.
"Semua 15 kabupaten/kota sudah kita informasikan, kemudian kita juga sudah menyebar flyer atau banner terkait ciri ciri wabah LSD tersebut," jelasnya.
Lili menambahkan, untuk mengantisipasi terjadinya wabah LSD pada hewan ternak sapi di Lampung, pihaknya juga sudah mengajukan vaksin LSD ke Kementerian Pertanian.
"Kalau untuk vaksin LSD kita sedang mengajukan, kita minta untuk segera dikirim. Kita berharap jumlah vaksin LSD sama dengan vaksinasi PMK karena untuk pencegahan, tapi kita tunggu suplai dari Kementerian Pertanian," ungkapnya. (FB-07)