Jakarta (Forum) - Pemerintah memberikan sinyal harga Pertamax dan Pertalite yang dijual PT Pertamina bisa turun lagi. Harga kedua jenis BBM tersebut dinaikkan pada Sabtu (3/9).
Harga Pertalite di SPBU Pertamina dijual Rp 10.000 per liter dan Pertamax seharga Rp 14.500 per liter.
Adapun harga minyak mentah akhir-akhir ini telah merosot di bawah USD 90 per barel. Menurut Arifin, hal ini berpeluang menurunkan harga BBM dalam negeri. Salah satunya Pertalite.
Menteri ESDM Arifin Tasrif yang menyatakan naik turunnya harga minyak bisa berpengaruh pada harga Pertalite.
"Nanti kita lihat. Kalau harga minyak membaik, ya, Insya Allah (harga turun)," kata Arifin kepada awak media di Hotel Ayana, Jakarta, Jumat (9/9).
Kenaikan harga Pertalite dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter dipicu oleh harga minyak mentah yang naik sejak awal tahun ini membuat subsidi energi bengkak dari Rp 152 triliun menjadi Rp 502 triliun dalam APBN 2022.
Bengkaknya subsidi energi juga membuat pemerintah berencana membatasi pembelian Pertalite. Namun hingga saat ini, aturan tersebut belum juga diterbitkan.
Menteri BUMN Erick Thohir juga mengatakan apabila harga minyak dunia turun, maka Pertamina akan mengikuti mekanisme tersebut dengan menurunkan harga BBM. Namun produk yang disebut adalah Pertamax.
"Banyak juga yang bicara, nanti kalau harga minyak dunia turun seperti apa, ya pasti kita turun, cuma yang mesti diingat apa yang dilakukan pemerintah hari ini, itu mengurangi subsidi," ujar Erick melalui keterangan tertulis usai meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC), Jakarta, Rabu (7/9).
Erick menilai jika minyak mentah dunia yang saat ini sebesar USD 95 per barel turun menjadi USD 75 per barel maka akan diikuti dengan harga jual Pertamax kepada masyarakat.
"Kalau nanti harga minyak dunia turun, Pertamax akan harga pasar, jadi bisa saja turun, tapi apakah Solar dan Pertalite itu nanti harga pasar, tidak bisa karena itu subsidi," ucap Erick.
Menteri BUMN Erick Thohir bicara kemungkinan harga BBM nonsubsidi turun lagi ketika harga minyak mentah dunia melandai. Meskipun hingga saat ini, BBM milik Pertamina masih jauh dari harga keekonomian.
Erick Thohir Pastikan Pertamina Tak Cari Untung saat Rakyat Susah
Erick Thohir memastikan Pertamina tidak mencari untung saat rakyat susah. Sehingga apabila harga minyak dunia turun, maka harga BBM bisa saja ikut turun.
"Kalau harga BBM turun, ya pasti ada revisi harga. Tidak mungkin Pertamina mencari keuntungan sebesar-besarnya ketika rakyat susah, enggak mungkin," kata Erick kepada wartawan di Gedung DPR, Kamis (8/9).
Meskipun demikian, Erick mengatakan naik turunnya harga BBM milik Pertamina juga akan menyesuaikan nilai subsidi dari pemerintah. Sehingga, perlu ada penyesuaian kembali juga mempertimbangkan harga keekonomian.
Hal ini juga mengingat bahwa Indonesia merupakan importir minyak dan sudah keluar dari keanggotaan OPEC. Selain itu, jumlah penduduk yang sudah menembus 273 juta orang, akan semakin meningkat hingga 318 juta di 2030. (dbs)