Bandar Lampung (Forum) - Komandan Korem 043/Gatam Lampung, Brigadir Jenderal TNI Ruslan Effendi menyatakan tidak terima dan mengutuk keras ucapan Effendi Simbolon yang mengatakan bahwa TNI seperti gerombolan.
"Terlebih lagi menyatakan pimpinan TNI (Panglima) tidak harmonis, kau (Effendi Simbolon) mau mengadu domba internal TNI atau mau menyeret kami ke ranah politik," ucapnya dalam video.
"Hai Effendi Simbolon, kalau kau saja masih dan sering merepotkan TNI Angkatan Darat untuk kepentingan pribadimu bila kemana-mana di wilayah Indonesia, tidak usah berlagak melebihi pimpinan TNI, ingat itu Effendi Simbolon," kecamnya.
Ia juga memerintahkan kepada seluruh Prajurit Korem 043/Gatam untuk tidak terprovokasi dengan ucapan-ucapan yang bersifat adu domba dan dapat memecah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kepada prajurit jajaran Korem 043/Gatam saya perintahkan jangan pernah terprovokasi dengan ucapan-ucapan manusia seperti Effendi Simbolon yang tidak jelas ini," perintahnya.
Ingat TNI itu tetap solid, dan kita bukan gerombolan atau ormas, kita prajurit TNI yang berjiwa Sakta Marga, kita akan selalu dukung program-program unggulan Kepala Staf Angkatan Darat untuk kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai ini.
"Dan kepada masyarakat Lampung khususnya, saya juga menyampaikan jangan pernah ragu akan keutuhan dan solidnya TNI di wilayah ini, tetap terjaga sampai kapan pun. NKRI Harga Mati!," tegasnya.
Efendi Simbolon Minta Maaf
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR dari PDIP Effendi Simbolon meminta maaf terkait ucapannya yang menyebut TNI kayak gerombolan dan ada disharmoni di tubuh prajurit dalam rapat dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Ia juga sudah mengontak langsung KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman dan Andika Perkasa.
"Dua hari lalu saya WA Panglima dan KSAD mohon waktu. Panglima respons. Saya kemarin jam 12 ke kantor beliau tanyakan sikap TNI dan saya sampaikan maaf. Pak Panglima katakan tidak ada masalah. Sangat clear," kata Effendi dalam jumpa pers di ruang FPDIP DPR, Senayan, Jakarta, yang dipandu Ketua FPDIP Utut Adianto, Rabu (14/9).
"Silakan teman-teman tanya langsung tanya ke yang bersangkutan," imbuh Effendi.
Effendi juga menjelaskan Dudung belum merespons permintaannya untuk bertemu.
"Pak Dudung belum direspons, saya sudah minta waktu. Saya akan hadir sendiri. Saya bertanggung jawab atas apa yang saya sampaikan, saya bertanggung jawab atas apa yang menjadi sikap apa yang saya sampaikan. Dan itu pertanggungjawaban saya ke Tuhan," kata Effendi.
"Saya juga punya kehormatan. Kehormatan saya akan saya bawa sampai ke pusara saya. Saya akan pertanggungjawabkan itu," imbuhnya.
Sekali lagi Effendi Simbolon menegaskan permohonan maafnya apabila perkataan ia dalam rapat menyinggung prajurit TNI. Ia juga menyebut dirinya sebagai keluarga prajurit.
"Sekali lagi saya datang untuk minta maaf. Saya sudah ke Panglima, ke Pak KSAD belum langsung," katanya.
"Saya bukan pemilik kebenaran, saya hanyalah menyampaikan apa yang ingin dapatkan penjelasan di forum rapat itu tentang adanya disharmoni yang mengganggu TNI," ungkap politikus senior PDIP ini.
"Demi Allah, demi Tuhan, saya tidak pernah men-judge sebagaimana yang beredar. Apalagi saya juga bagian dari keluarga besar TNI," tutup Effendi. (dbs)